Kamis, 21 Juli 2011

[Motivasi] Dinding Yang Kosong ... [Motivation] The Empty Walls

Ada dua orang pasien pria yang menderita sakit parah. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama. Pria pertama diizinkan duduk di tempat tidurnya setiap sore selama satu jam. Tujuannya adalah agar cairan dari paru-parunya bisa dikeluarkan. Tempat tidurnya terletak di dekat satu-satunya jendela yang ada di kamar itu. Sedang pria yang kedua harus selalu berbaring dalam keadaan terlentang. Karena di antara dua tempat tidur ada dinding pemisah yang cukup tinggi, pria yang tidur terlentang tidak bisa melihat ke jendela.

Kedua orang pria tersebut sering mengobrol. Macam-macam hal yang mereka bicarakan. Dari mengenai istri, keluarga, rumah, pekerjaan, wajib militer sampai tempat-tempat yang dikunjungi saat liburan. Sore hari, saat pria yang menempati tempat tidur dekat jendela diizinkan duduk, dia bercerita ke teman sekamarnya. Ia melaporkan apa-apa yang dilihatnya di balik jendela.

Pria yang hanya bisa terlentang lama-kelamaan bisa menikmati cerita temannya. Selama satu jam sehari, cara pandangnya diperluas dan dihidupkan kembali dengan mendengarkan tentang kegiatan dan warna-warni dunia luar. Jendela itu menghadap ke sebuah taman. Di taman itu juga ada sebuah danau yang indah dengan bebek-bebek dan angsa-angsa yang berenang di atasnya. Anak-anak bermain dengan mainan kapal layarnya. Pasangan suami isteri yang sedang dimabuk asmara berjalan sambil bergandengan tangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni bagaikan warna pelangi. Beberapa pohon besar tumbuh di atas rerumputan. Pemandangan indah kota terlihat dari kejauhan.

Pria yang berada di dekat jendela menceritakan semua ini dengan amat rinci. Pria yang mendengarkan, menutup matanya sambil membayangkan pemandangan-pemandangan yang dituturkan rekannya. Di suatu hari yang cukup terik, pria yang menempati tempat tidur dekat jendela melaporkan tentang sebuah pawai yang lewat di sana. Pria yang kedua tidak bisa mendengar musik bandnya. Namun, dia bisa melihat mereka dengan mata batinnya. Ia seakan melihat badut-badut yang menari-nari, bendera yang berwarna-warni serta mobil dan kuda yang dihias.

Hari pun berlalu. Di dalam hati pria yang tidak bisa melihat ke jendela diam-diam timbul rasa iri atas cerita-cerita yang disampaikan oleh teman sekamarnya, karena dia ingin sekali melihat sendiri semua yang diceritakannya. Dia pun mulai membenci teman sekamarnya, karena dia ingin sekali melihat sendiri semua yang diceritakannya. Dia pun mulai membenci teman sekamarnya dan merasa frustasi. Dia juga ingin menempati tempat tidur di dekat jendela!

Pada suatu pagi seorang juru rawat masuk ke kamarnya. Pria yang ditempatkan di dekat jendela ditemukan meninggal dengan tenang pada saat tidur. Dengan rasa sedih dia memanggil pegawai rumah sakit untuk memindahkan jenazahnya.

Setelah dianggap tepat waktunya, pria yang masih dirawat menanyakan apakah dia bisa dipindahkan ke tempat tidur dekat jendela. Perawat tidak berkeberatan untuk memindahkannya dan setelah yakin pasiennya dalam posisi yang aman, dia meninggalkannya sendirian. Pelan-pelan, sambil menahan rasa sakit, dia berupaya mengangkat tubuhnya dengan satu siku lengannya untuk melihat pertama kalinya dunia di luar jendela. Ia pikir, akhirnya dia bisa juga menikmati kebahagiaan saat melihat taman di luar dan semua kegiatan yang ada. Dia berusaha untuk melongok..
Namun ia menjadi amat terkejut karena ternyata yang dilihatnya hanya dinding yang kosong. Dia segera memanggil suster dan bertanya, “Bagaimana teman sekamar saya bisa melihat semua yang diceritakannya kepada saya? Bagaimana dia bisa menceritakan kepada saya tentang segala keindahan sampai yang sekecil-kecilnya, padahal saya hanya melihat dinding batu bata yang kusam!”

Perawat itu menjawab, “Lho, memang Bapak tidak tahu? Mantan teman sekamar Bapak kan buta, jadi dinding pun tidak mungkin bisa dilihatnya.” Kemudian sang perawat menambahkan, “Mungkin dia hanya ingin membesarkan hati Bapak saja.”


Apakah Anda bisa merasakan emosi yang terkandung dalam cerita ini?
Apakah pernah terpikir oleh Anda untuk menukar posisi Anda dengan posisi orang lain 
Karena merasa iri kepada orang tersebut. Apakah Anda pernah merasa demikian kecewa,
misalnya Anda menyangka sesuatu itu begitu indah, tetapi kenyataannya tidak seperti yang Anda bayangkan? Apakah Anda pernah diberi kata-kata pemberi semangat, tetapi Anda tidak pernah mau mensyukurinya?

Kalau hidup Anda terobsesi oleh segala yang dimiliki orang lain, maka Anda tidak merasakan indahnya hal-hal yang akan diberikan oleh orang lain kepada Anda.

Di zaman sekarang ini banyak sekali orang yang ingin memiliki apapun yang dimiliki orang lain. Ingin suami atau istri seperti yang dimiliki orang lain, ingin pekerjaan seperti pekerjaan orang lain, ingin penghargaan seperti yang telah diterima orang lain, ingin popularitas seperti yang diraih oleh orang lain, rumah yang dimiliki orang lain, posisi yang dimiliki oleh orang lain.

Sering pula mereka ingin hal-hal yang mereka anggap ada di dalam diri orang lain. Misalnya, kebahagiaan, rasa memiliki tujuan, kedamaian pikiran, rasa cinta dan kenyamanan. Yang sebenarnya adalah bahwa di setiap situasi pasti ada masalah, di setiap kehidupan pasti ada rintangan, di setiap hubungan pasti ada kesulitan, di setiap kesempatan pasti ada tantangan atau masalah yang berat. Pada dasarnya, pada setiap aspek yang positif selalu ada tandingannya yang bersifat negatif. Karena itu, tidak mungkin ada orang yang bebas dari masalah kehidupan.

Kalau begitu, bagaimana sikap kita dalam menghadapi hal ini?

# Jadilah orang yang PANDAI BERSYUKUR untuk apa yang SUDAH ANDA MILIKI saat ini.

# Bersikaplah POSITIF atas semua keadaan, karena KEBAHAGIAAN itu BUKAN DI LUAR DIRI tetapi ADA di DALAM DIRI.

(Dari buku ‘Piano on the Beach’ karangan Jim Dornan. Disusun oleh Andhi Kusuma tanggal 11 januari 2010)


[Motivation] The Empty Walls

There were two male patients who suffer severe pain. They were treated in the same hospital. The first man is allowed to sit on his bed every afternoon for an hour. The aim is that fluid from his lungs can be removed. The bed is located near the only window in the room. Being the second man should always lie in a state of supine. Because in between the two beds there is a dividing wall that is high enough, men who sleep supine could not see out the window.

The two men often talked. Various kinds of things they were saying. From the wife, family, home, work, military service until the places visited during the holidays. In the afternoon, as the man who occupies a bed near the window is allowed to sit, he talked to his roommate. He reported what he saw in the window.

Men who can only back in time they can enjoy the story of his friend. For an hour a day, his perspective broadened and turned back by listening on their activities and the colorful outside world.The window that opens onto a garden. In the park there is also a beautiful lake with the ducks and geese that swim in it. The children play with yacht toys. The husband and wife who are romantic couple walking arm in arm among the flowers are colorful like a rainbow color. Several large trees grow on the grass. Beautiful views of the city seen from a distance.

The man who was near the window to tell all this with great detail. Men who listen, closing his eyes as he imagined scenes that told his colleagues. On a day hot enough, the man who occupies a bed near the window to report about a parade that passed there. The second man can not hear the music the band. However, he could see them with his mind's eyes. He seemed to see the clowns dancing, colorful flags and decorated cars and horses.

Days passed. In the hearts of men who could not see out the window silently arise envy of the stories submitted by his roommate, because he wanted to see for himself all that he told. He began to hate his roommate, because he wanted to see for himself all that he told. He began to hate his roommate and feel frustrated. He also wanted to occupy a bed near the window!

One morning a nurse went into his room. Men who are placed near the window was found dead with quiet during sleep. With sadness she called hospital officials to move his remains.

Having considered timely, a man who is still hospitalized asking if he could be moved to a bed near the window. Nurses do not mind to move it and after making sure his patients in a safe position, she left him alone. Slowly, while holding the pain, he tried to pull himself up on one elbow arm for the first time see the world outside the window. He thought, finally he can also enjoy the happiness while viewing the garden outside and all existing activities. He tried to look ..
But he was very surprised because it turned out that he saw only a blank wall. He immediately called the nurse and asked, "How can I see my roommate told me everything? How can he tell me about all the beauty with the smallest detail, even though I only saw a dull brick wall! "

The nurse replied, "Why, did you not know? Former roommate his blind father, so could not see the wall. "Then the nurse added," Maybe he just wanted to be encouraging to you. "


Whether you can feel the emotion contained in this story?
Did you ever occur to swap your position with the others position 
Feeling envious of the person. Do you ever feel so disappointed,
for example you think something is so beautiful, but the reality is not what you imagine? Have you ever given words of encouragement, but you never want to be grateful?

If your life was obsessed by everything that everyone else has, then you do not feel the beauty of the things that will be provided by others to you.

In this day and age so many people who want to have possessed any other person. Want a husband or wife like those of other people, want a job like the work of others, wanting to have received awards such as other people, want to popularity as achieved by someone else, the house owned by someone else, a position held by someone else.

Often they also want the things that they deem is in others. For example, happiness, sense of purpose, peace of mind, a sense of love and comfort. The truth is that in every situation there must be a problem, in every life there must be a hindrance, in every relationship there must be trouble, at every opportunity there's a serious challenge or problem. Basically, in every positive aspect that there is always a negative match. Therefore, there can be no one who is free from the problems of life.

If so, how our attitude in the face of this?

# Be a GRATEFUL smart for what YOU HAVE BEEN today.

# Be POSITIVE above all circumstances, because it HAPPINESS IS NOT OUT THERE SELF but in IN YOURSELF.

(From the book 'Piano on the Beach' written by Jim Dornan. Compiled by Andhi Kusuma dated 11 January 2010)

Ƹ̵̡Ӝ̵Ʒ.. ♥ SUBMITTED BY Rosa EM ♥ 
.(ړײ)/♥ HAPPY DAY! YOU'RE BEAUTIFUL :) ! ♥
.«▓   GREETINGS & LOVE 
..╝╚ . ♥ ♥ ♥ *””*♥░♥*””* ♥ ♥ ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar