Kamis, 21 Juli 2011

[Sad Story] Cintailah Aku Apa Adanya ... [Sad Story] Love Me Who Am I


Saya memiliki suami yang seorang insinyur.
Saya mencintai sifatnya yang alami dan menyukai perasaan hangat
yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Setelah tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya mulai merasa lelah.
Alasan-alasan saya mencintainya dahulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.
Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan pada dirinya.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan.
Rasa sensitif-nya kurang.

Ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya,
bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa ?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan".
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya,
tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah,
seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya,
apalagi yang bisa saya harapkan dari nya ? (gumam ku di dalam hati).

Dan akhirnya dia bertanya,
"Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
"Saya punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati, saya akan merubah pikiran saya ".
Sayangku, seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati, apakah kamu akan melakukannya untukku ?".

Dia termenung dan akhirnya berkata,
"Saya akan memberikan jawabannya besok".
Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah,
dan saya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya
dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat.

Disitu tertulis ... "Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya".

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya, namun saya melanjutkan untuk membacanya.
" Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan akhirnya menangis di depan monitor karena panik,
namun saya selalu memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu
dan memperbaiki programnya.
Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar,
dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu
dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.
Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar
di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi,
saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu.
Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya,
dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.
Kamu senang diam di rumah dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh".
Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah
atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.
Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur
dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu,
saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti,
saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.
Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,
menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.
Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu ".
" Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.
Karena saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku.
Sayangku, saya tahu ......................., ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari apa yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak juga cukup bagimu,
maka aku tidak akan bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu ".

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,
tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.
" Sayang, kamu telah selasai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri didepan menunggu jawabanmu.
Jika kamu tidak puas sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu.
Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia ".
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Oh kini saya tahu,
tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

KESIMPULAN :
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita
karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.


[Sad Story] Love Me Who Am I

I have an engineer husband.
I love his natural, like a warm feeling
that appears hearts when I leaned back in his broad shoulders.

After three years in the introduction and two years into marriage, I must admit that I am getting tired.
The reasons I loved him long ago has turned into something boring.

I am a sentimental woman and really sensitive and highly-strung.
I yearn for romantic moments like a child who wants candy. But all of that I never get from him.
My husband is much different than I expected.
Taste it less sensitive.

His inability to create a romantic atmosphere in our marriage have dispelled all hopes I would love the ideal.

One day, I ventured to tell him my decision,
that I want a divorce.
"Why?", He asked with surprise.
"I'm tired, you never give the love I want."
He was silent and pensive throughout the night in front of his computer,
looks as if he were doing something, but does not.
My disappointment grew,
a man who can not even express his feelings,
what else can I expect from him? (I murmured in my heart).

And finally he asked,
"What can I do to change your mind?".

I looked into his eyes deeply and replied quietly,
"I have a question, if you can find the answer in my heart, I will change my mind."
My dear, if I like a beautiful flower on the cliff of the mountain, but we both know that if you climb the mountain you will die, whether you will do it for me? ".

He is pensive and finally said,
"I'll give the answer tomorrow."
My heart just upset to hear his response.

The next morning, he was not at home,
and I found a piece of paper with the stroke of his hand
under a glass of warm milk.

Written there ... "Honey, I'm not going to pick the flower for you,
but allow me to explain why ".

The first sentence is destroying my heart, but I continue to read it.
"You used to typing on the computer and always mess up the programs on your PC and end up crying in front of the monitor because of panic,
but I always give my fingers so I can help you
and restore the programs.
You always forget to bring home key when you exit,
and I must give my legs to break the door
and opened the door for you when get home.
You love the roads out of town but always lose
in new places you visit,
I have to wait at home to be able to give my eyes to lead you.
You're always sore at the time " Ur best friend" come every month,
and I must give my hands to massage your feet are aching.
You like to sit at home and I always worry you will be "weird".
And they must buy something to entertain you at home
or lend my tongue to tell funny things that I experienced.
You're always staring at your computer, read books while asleep
and that all is not good for your eyes health,
I must keep my eyes so that when we are old,
I still can help your cut your nails and pluck your brown hairs.
My hands will hold your hand, guide stroll down the beach,
enjoying the morning sun and sand is beautiful.
Telling the colors are bright and beautiful flowers such as your beautiful face. "
"But my dear, I'm not going to take the flowers to die.
Because I could not see the tears flowing mourn my death.
My dear, I know ......................., there are many people who could love you more than what I can do. But if all that has given my hands, my legs, my eyes are not well enough for you,
then I will not be able to keep yourself looking for the hands, feet, and another eye that can make you happy ".

My tears fell on his writing and blurred the ink,
but I still try to read it.
"Honey, you've finished reading my answer.
If you are satisfied with these answers, and still wanted to live in this house, please open the door, I am standing in front waiting for your answer.
If you are not satisfied dear, let me in to clean up my stuff, and I will not complicate your life.
Believe me, my happiness when you're happy. "
I immediately ran to open the door and saw him standing at the door with a curious face with his hand holding my favorite milk and bread.

Oh now I knew,
no one ever loved me more than he loves me.

CONCLUSION:
That's love, when we feel love it has gradually disappeared from our hearts
because we feel he can not give love in the shape we want, then love it actually been present in another form that we never imagined.

We often needs to understand of our spouse's love manifestation, and not expect a particular form.

Ƹ̵̡Ӝ̵Ʒ.. ♥ SUBMITTED BY Rosa EM ♥ 
.(ړײ)/♥ HAPPY DAY! YOU'RE BEAUTIFUL :) ! ♥
.«▓   GREETINGS & LOVE 
..╝╚ . ♥ ♥ ♥ *””*♥░♥*””* ♥ ♥ ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar